Bahasa Daerah
Ditemukan Item
Penempatan
welcome to my world :)
1. Erna Rohmawati
2. Willy Sinurat
3. Arief Rizky Putranto
Digital Cinema atau sinema digital merupakan teknologi digital untuk mendistribusi dan menayangkan gambar bergerak lewat perangkat kelas, piringan optik atau satelit serta dapat ditayangkan menggunakan proyektor digital. Sinema digital berbeda dengan HDTV atau Televisi High Definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2k mulai disebarkan pada tahun 2005 dan sejak tahun 2006, 2k disini mengacu pada resolutions 2048 x 1080 (1.90:1) dan 4k pada 4096 x 2160 (1.90:1).
Sinema digital dapat dibuat dengan media video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 mm ke format HD. Proses transfer ke format melelui proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja dan dioperasikan ke tempat lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film.
Sejarah sinema digital
Sutradara film Geoge Lucas menyatakan “ bahwa film yang berkembang pada abad pertengahan ke-19 mulai dikembangkan dari sebuah fotografi melalui media dengan menggunakan pita seluloid untuk menangkap dan merekam gambar”. Teknologi ini menjadi dasar pembuatan sebuah film, Lucas menyebutkan bahwa pada akhir abad ke-19 sampai akhir abad ke-20 telah ditemukan pengganti sebuah pita seluloid yaitu teknologi digital yang merupakan awal baru untuk menggarapan sebuah film dan bioskop. Teknologi digital membawa pengaruh besar dalam dunia perfiliman mulai dari tahap pembuatan hingga tahap distribusi.
Baru-baru ini pada akhir tahun 2005 minat dari pada proyeksi film 3D stereo digital telah menyebabkan kemajuan baru pada bagian teater untuk bekerja sama dalam jumlah terbatas menginstal 2k instalasi untuk menunjukkan film dalam bentuk 3D. Hampir yujuh lebih film 3D digital akan dijadwalkan rilis pada tahun 2006 atau 2007. Ini mennjukkan akan meningkatnya jumlah 2k instalasi ke beberapa ratus pada akhir tahun 2006. Untuk biaya format target yang direncanakan 4k jauh lebih besar dan kemungkinan akan tetap ditunda sampai hasil yang lebih untuk 3D dievaluasi.
Kamera
Pada tahun 2007, medium pengalihan paling umum bagi fitur yang ditayangkan secara digital adalah pita film 35mm yang dipindahi dan diproses pada revolusi 2k (2048 x 1080) atau 4k (4096 x 2160) lewat penengah digital. Jika diperhatikan semakin berkembangannya zaman maka akan semakin lebih banyak lagi kamera yang mempunyai resolusi lebih besar dan lebih canggih dalam pembuatannya dan untuk kebutuhan sinema digital.
Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan sinema digital.
· Proyektor DLP
Ada tiga pabrik yang telah memiliki lisensi untuk memproduksi teknologi sinema DLP yaitu Christie Digital Systems, Barco, dan NEC.
· Proyektor DCI
Proyektor DCI memiliki dua jenis spesifikasi, yaitu 2k (2048 x 1080) atau setara 2.2 MP pada 24 atau 48 bingkai dan 4K (4096 x 2160) atau setara dengan 8.85 MP pada 24 bingkai perdetik.
Terintegrasi dengan otomatisasi yang ada dan sistem suara, memberikan kualitas gambar dan suara yang luar biasa menakjubkan. Dolby Digital Cinema memenuhi spesifikasi kunci DCI sambil memberikan operasi sederhana, kehandalan yang luar biasa, dan tingkat keamanan tertinggi dalam bisnis. Sistem server digital pertama untuk mencapai Federal Information Processing Standars (FIPS) tingkat 3 sertifikasii, memastikan tingkat perlindungan anti pembajakan sebagaimana ditentukan oleh DCI.
Sumber :
http://iko-kyokushin.blogspot.com/2010/11/digital-cinema.html
Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
Perkembangan TV digital sendiri dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan eksternal, yaitu pasar TV analog yang sudah jenuh dan adanya kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel. Selain itu juga adanya perkembangan teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semikonduktor serta teknologi peralatan yang beresolusi tinggi. Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
1873- seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith (teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar. 1876- George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seorang melihat gelombang listrik. Belakangan Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda. 1884- Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman,berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.Hasil penemuan dari Paul Nipkov inilah yang merupakan cikal bakal dari lahirnya televisi itu sendiri. 1888- Freidrich Reinitzeer, ahli botani Autralia, menemukan cairan kristal (liquid Crytals) yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian. 1897- Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
1900- Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam pameran teknologi dunia di paris. 1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. 1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi. 1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. 1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown. 1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber. 1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. 1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. 1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna. 1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan. 1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. 1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali. 1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
Adapun perbedaan antara TV digital dan TV analog...
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital