Jumat, 13 Januari 2012

Perkembangan Cinema Digital





Digital Cinema atau sinema digital merupakan teknologi digital untuk mendistribusi dan menayangkan gambar bergerak lewat perangkat kelas, piringan optik atau satelit serta dapat ditayangkan menggunakan proyektor digital. Sinema digital berbeda dengan HDTV atau Televisi High Definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2k mulai disebarkan pada tahun 2005 dan sejak tahun 2006, 2k disini mengacu pada resolutions 2048 x 1080 (1.90:1) dan 4k pada 4096 x 2160 (1.90:1).


Sinema digital dapat dibuat dengan media video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 mm ke format HD. Proses transfer ke format melelui proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja dan dioperasikan ke tempat lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film.




Sejarah sinema digital

Sutradara film Geoge Lucas menyatakan “ bahwa film yang berkembang pada abad pertengahan ke-19 mulai dikembangkan dari sebuah fotografi melalui media dengan menggunakan pita seluloid untuk menangkap dan merekam gambar”. Teknologi ini menjadi dasar pembuatan sebuah film, Lucas menyebutkan bahwa pada akhir abad ke-19 sampai akhir abad ke-20 telah ditemukan pengganti sebuah pita seluloid yaitu teknologi digital yang merupakan awal baru untuk menggarapan sebuah film dan bioskop. Teknologi digital membawa pengaruh besar dalam dunia perfiliman mulai dari tahap pembuatan hingga tahap distribusi.

Baru-baru ini pada akhir tahun 2005 minat dari pada proyeksi film 3D stereo digital telah menyebabkan kemajuan baru pada bagian teater untuk bekerja sama dalam jumlah terbatas menginstal 2k instalasi untuk menunjukkan film dalam bentuk 3D. Hampir yujuh lebih film 3D digital akan dijadwalkan rilis pada tahun 2006 atau 2007. Ini mennjukkan akan meningkatnya jumlah 2k instalasi ke beberapa ratus pada akhir tahun 2006. Untuk biaya format target yang direncanakan 4k jauh lebih besar dan kemungkinan akan tetap ditunda sampai hasil yang lebih untuk 3D dievaluasi.




Perangkat Keras untuk Digital Cinema


  • Kamera


Pada tahun 2007, medium pengalihan paling umum bagi fitur yang ditayangkan secara digital adalah pita film 35mm yang dipindahi dan diproses pada revolusi 2k (2048 x 1080) atau 4k (4096 x 2160) lewat penengah digital. Jika diperhatikan semakin berkembangannya zaman maka akan semakin lebih banyak lagi kamera yang mempunyai resolusi lebih besar dan lebih canggih dalam pembuatannya dan untuk kebutuhan sinema digital.


  • . Proyektor

Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan sinema digital.

· Proyektor DLP

Ada tiga pabrik yang telah memiliki lisensi untuk memproduksi teknologi sinema DLP yaitu Christie Digital Systems, Barco, dan NEC.

· Proyektor DCI

Proyektor DCI memiliki dua jenis spesifikasi, yaitu 2k (2048 x 1080) atau setara 2.2 MP pada 24 atau 48 bingkai dan 4K (4096 x 2160) atau setara dengan 8.85 MP pada 24 bingkai perdetik.


  • . Sound System

Terintegrasi dengan otomatisasi yang ada dan sistem suara, memberikan kualitas gambar dan suara yang luar biasa menakjubkan. Dolby Digital Cinema memenuhi spesifikasi kunci DCI sambil memberikan operasi sederhana, kehandalan yang luar biasa, dan tingkat keamanan tertinggi dalam bisnis. Sistem server digital pertama untuk mencapai Federal Information Processing Standars (FIPS) tingkat 3 sertifikasii, memastikan tingkat perlindungan anti pembajakan sebagaimana ditentukan oleh DCI.



Sumber :

http://iko-kyokushin.blogspot.com/2010/11/digital-cinema.html

1 komentar:

Anonim mengatakan...
29 Januari 2012 pukul 22.58

nice posting, tapi lebih bagus lagi klo kamu pake bahasa sendiri....gak mentah2 di copy-paste


cheers

Posting Komentar